Senin, 10 November 2014

Untitled

      Sudah lama tidak menulis serasa jemari tak lagi bagus untuk menari-nari diatas tuts keyboard ini. Dan rasa kantuk yang tidak kunjung datang membuat jari mencoba menelisik ke tempat tua ini.
Kau tau kawan, belakangan hidup makin tak bisa diajak bercanda saja, semuanya makin butuh perencanaan dan susunan yang jelas agar kita tak lagi tertinggal dari kejaran busung lapar, kemiskinan, kesengsaran dan kekalahan pastinya.
      Sering terpikir jika itu semua hanya orientasi dunia, tapi tak dapat dipungkiri juga bahwa semuanya harus tetap diakomodir. Ke"duniawi"an, hedonis, cinta harta apalagi istilah yang ingin diberikan karena memang arahnya semua kesana. Terkadang aku berfikir betapa nikmatnya hidup dahulu layaknya seorang sufi. Mereka sangat dan sangat sederhana dan bersyukur atas setiap apa yang diperoleh dan dimilikinya. Faktanya memang penghuni "dunia" ini dulu tak sebanyak saat ini.
     Ketika mengendarai motor kadang saya malu sendiri melihat bapak tua dengan "tongkat" atau apapun itu bentuknya alat bantu berjalan, tertatih dengan lambat menyusuri jalan. Bandingkan dengan saya yang jauh lebih muda dan mengendarai motor, malu. Kadang pula saya temui ibu-ibu yang membawa anak bayinya untuk sekedar mengharapkan belas kasihan pengguna jalan raya, kasihan dan ironi.
      Layaknya perjalanan, semakin jauh berjalan semakin banyak juga yang akan kita lihat, tinggal bagaimana menyikapinya. Semakin lama kita hidup, semakin banyak juga ragam bentuk ujian, problema kehidupan yang akan kita lihat. Bersiap kawan, karena esok akan jauh lebih hebat dari hari ini.

0 komentar:

Posting Komentar